Figur Wayang Panakawan
Di dalam cerita
Pewayangan khususnya Yogyakarta dan Surakarta dikenal adanya tokoh
Panakawan. Pana artinya mengetahui, memahami permasalahan yang
dihadapi dan mampu memberikan solusi-solusinya. Sedangkan Kawan atau
sekawan selain berarti berjumlah empat, juga dapat dimaknai sebagai
teman atau sahabat. Mereka adalah Semar beserta ketiga anaknya,
yaitu; Gareng, anak yang paling tua, Petruk anak kedua dan yang
bungsu bernama Bagong.
Tugas utama
panakawan adalah menghantar dan memomong tokoh ksatria dalam mencari
dan mencapai cita-cita hidupnya. Hubungan antara panakawan dan tokoh
ksatria adalah hubungan yang sangat lentur. Kadang-kadang hubungan
mereka bagaikan abdi dan bendara, yang melayani dan yang dilayani.
Ada kalanya hubungan mereka seperti layaknya raja dan rakyatnya,
gusti dan kawula, yang disembah dan yang menyembah Namun yang lebih
tepat hubungan antara Panakawan dan ksatria bagaikan kedua sahabat
yang saling berkomunikasi, berinteraksi, bertukar pendapat serta
pikirannya untuk menyelesaikan dan menyingkirkan masalah-masalah
yang menghalangi dalam usahanya mencapai sebuah cita-cita. Mereka
saling asah (mengasah budi dan pikiran), asih (mengasihi dan
mencintai), asuh (menjaga dan memelihara).
Keberhasilan
tokoh ksatria dalam mencapai cita-citanya sangat bergantung kepada
panakawan. Jika sang ksatria bersikap rendah hati mampu membina
hubungan yang harmonis dengan panakawan, mau membuka hati untuk
mendengarkan dan melaksanakan saran dari tokoh panakawan, dan rela
hidup miskin, niscaya keberhasilan akan tercapai. Namun jika terjadi
sebaliknya, kegagalanlah yang didapat. Karena begitu dominannya
peran panakawan dalam menentukan keberhasilan sang ksatria, maka
kemudian muncul sebuah pertanyaan Siapakah sesungguhnya tokoh
panakawan tersebut? Menyimbolkan apakah mereka? Mengapa berjumlah
empat?
Tidak sedikit
tulisan dan pendapat yang menguraikan tokoh panakawan. Diantaranya
adalah bahwa tokoh panakawan adalah Dewa atau penguasa semesta alam
yang ngejawantah menjadi manusia miskin untuk bekerjasama dan
membantu usaha manusia agar dapat mencapai cita-cita luhur. Ada juga
yang berpendapat bahwa kemunculan tokoh panakawan ini bersamaan
dengan suatu gerakan kalangan bawah yang ingin menunjukan kekuatan
rakyat yang sesunguhnya. Raja dan para bangsawan (ksatria) yang
berkuasa, tidak akan pernah berhasil mengantar negerinya kearah
kemakmuran dan kesejahteraan jika tidak didukung dan di emong oleh
rakyat. Seperti yang digambarkan dalam cerita wayang bahwa yang
berhasil dan menang dalam sebuah pergulatan mendapatkan ‘wahyu’
adalah tokoh yang senantiasa diikuti oleh panakawan.
Sementara itu
ada yang menguraikan bahwa ke empat panakawan tersebut merupakan
simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri
menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol
dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta,. Gareng mempunyai ciri
yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki
pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero,
adalah rasa kewaspadaan. Tangan cekot adalah rasa ketelitian. Kaki
pincang adalah rasa kehati-hatian. Petruk adalah simbol dari
kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya.
Tangan depan menuding dengan telunjuknya, tangan belakang dalam
posisi menggenggam. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan
kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk,
memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat
apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan
dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya pekerja keras.
Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karsa berada dalam satu
wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan
tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran
pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat
menempati fungsinya masin-masing dengan harmonis untuk kemudian
berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian
menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan
signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai
cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati
tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya).
Diibaratkan
seorang sais (jati diri manusia) mengendarai sebuah kereta yang
ditarik empat ekor kuda (cipta, rasa, karsa dan karya). Bagaimana
Kereta itu berjalan untuk mencapai tujuan sangat bergantung dengan
kemampuan sais dalam mengendalikan dan mengoptimalkan kuda-kudanya.
Jika si sais terampil niscaya ke empat kudanya akan kompak berderap
berpacu menuju sasaran. Rintangan yang menghadang di jalan tidak
akan membuat kereta jatuh dan tak mampu bangkit kembali.
Paling-paling kereta akan mengurangi kecepatan sejenak untuk
kemudian berpacu kembali.
(Herjaka)
Batu mustika muqorrobun
Batu mustika muqorrobun ini memiliki power sebagai sarana untuk :
mustika pengasihan, mustika kewibawaan, mustika kerejekian, mustika pagar diri dan ghaib, mustika pemagaran , dan mustika kharomah jati serta kharomah diri- Benteng diri / perisai diri dari serangan ilmu hitam / makluk ghaib kiriman orang yg hendak berniat jahat
- Pemagaran Puncak / tingkat tinggi
- Penglarisan Tempat usaha, bisa toko, daya tarik ,wibawa dll
- Mengembalikan serangan ilmu hitam kepada sang pengirim dan yg menyuruh mengirim
- Membuka Simpul Aura Kewibawaan terutamanya pengasihan
- Pagar Diri ditempat angker / yg seram
- POwer Aji Pukulan BRAJAMUSTI
- Disegani dan dihormati
- Kepekaan tentang hal ghaib
- DLL
MAHAR 1,850,000
Untuk pemaharan hub/sms 081362959537 ( bpk Hendro Susilo )
( mahar disini hanyalah sebagai penebus wujud fisiknya saja, karena yang namanya energi, kodam, benda berkekuatan tidak terbataskan nilainya dan tidak selayaknya kita perjual belikan karena semua ada dan tercipta karena anugrah sang pencipta ALLAH SWT)
Batu mustika muqorrobun ini memiliki power sebagai sarana untuk :
mustika pengasihan, mustika kewibawaan, mustika kerejekian, mustika pagar diri dan ghaib, mustika pemagaran , dan mustika kharomah jati serta kharomah diri- Benteng diri / perisai diri dari serangan ilmu hitam / makluk ghaib kiriman orang yg hendak berniat jahat
- Pemagaran Puncak / tingkat tinggi
- Penglarisan Tempat usaha, bisa toko, daya tarik ,wibawa dll
- Mengembalikan serangan ilmu hitam kepada sang pengirim dan yg menyuruh mengirim
- Membuka Simpul Aura Kewibawaan terutamanya pengasihan
- Pagar Diri ditempat angker / yg seram
- POwer Aji Pukulan BRAJAMUSTI
- Disegani dan dihormati
- Kepekaan tentang hal ghaib
- DLL
MAHAR 1,850,000
Untuk pemaharan hub/sms 081362959537 ( bpk Hendro Susilo )
( mahar disini hanyalah sebagai penebus wujud fisiknya saja, karena yang namanya energi, kodam, benda berkekuatan tidak terbataskan nilainya dan tidak selayaknya kita perjual belikan karena semua ada dan tercipta karena anugrah sang pencipta ALLAH SWT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar